Kota Malang (Humas) – Dalam rangka melaksanakan ujian praktek Asesmen Madrasah, bagi peserta didik kelas XII MAN 2 Kota Malang, Guru mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan(PKWU)  mengadakan “Pewarnaan Batik Celup” yang dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jum’at (4 -7 Maret 2024) lalu. Kegiatan Ujian Praktik membatik ini dilaksanakan di sekitar dan depan laboratorium PKWU .

“Batik yang kami angkat adalah jenis Batik Sasirangan khas kalimantan yang dimodifikasi dengan Batik Jumput khas jawa. Dimana motifnya dihasilkan dari teknik jahitan jelujur dan teknik ikat.” Jelas Ayu Masithoh salahsatu guru PKWU yang mendampingi.

Ia menjelaskan dalam membatik dengan cara ikat celup merupakan proses membuat motif dan warna pada kain putih polos dengan teknik mengikat dan menutup sebagian kain menggunakan karet / raffia, kemudian dicelup pada pewarna kain.

“Sebelum melakukan tahap pewarnaan, peserta didik kelas XII harus melakukan beberapa tahapan, dimulai dari mencari ide motif batik, realisasi motif batik, menggambar motif pada kain, menjahit dan mengikat motif. Adapun teknik pewarnaan yang kami gunakan adalah pewarnaan dingin menggunakan pewarna remasol.’ Ucap Ayu.

Menurutnya, Pewarnaan Batik Celup ini dalam upaya melestarikan budaya Indonesia, agar peserta didik memiliki pengalaman membuat batik khas indonesia inilah yang menjadi alasan pembuatan Batik Sasirangan dan Batik Jumput Khas Indonesia di semester akhir ini.

“ Alhamdulillah, bapak-ibu guru madrasah yang melihat secara langsung proses pembuatan mengakui batik yang dihasilkan peserta didik sangat bagus dan layak jual, walau ini adalah pengalaman pertama mereka membuat batik namun dapat menghasilkan batik dengan motif yang indah dan memiliki peluang untuk dipasarkan di pasar lokal dan pasar global.” Ungkap Ayu Bangga.

Sementara itu Kepala Madrasah H. Samsudin saat melihat karya peserta didik kelas XII menyampaikan bahwa dalam Pewarnaan Batik Celup ini, teknik mewarnai kain dengan cara mengikat kain dengan cara tertentu sebelum dilakukan pencelupan. Teknik yang merupakan bagian dari seni kriya tekstil ini sangat mengandalkan keterampilan tangan. Di beberapa daerah di Indonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai nama lain seperti pelangi atau cinde, tritik atau jumputan, serta sasirangan.

“ Alhamdulillah saya melihat, anak-anak sangat senang dan antusias dengan diadakannya kegiatan ini, karena bisa menjadi wadah untuk berkreatifitas sesuai dengan yang diinginkan. Mereka bisa menggradiasi warna pada kain yang disiapkan sesuai selera masing-masing. Selain meningkatkan kecintaan warisan keberagaman budaya Indonesia, program pembuatan batik celup ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kreativitas mereka.” Ujar Kamad.  (Tim Humas)

MAN 2 KOTA MALANG - JUARA PRIMA

Postingan Terkait